Jumat, 31 Desember 2010 | By: Victory

My 2011 Wishes

Get ready for my bucket list!!
it's been a year, and lot of stuffs i had accomplished!
2011 and i wish that my wishes become true :D
here is my several things i shall do on 2011:

1. menjalankan perintah agama sebaik mungkin

2. jadi individu yang lebih baik

3. berbakti sama orang tua

4. sekurang-kurangnya harus dapat 2 penghargaan di bidang akademik

5. menyabet gelar #1 di kelas 2 semester 2 n harrus berlanjut sampe kelas 3

6. nabung buat beli barang2 minimal 15ribu tiap hari

7. balas dendam sama sesorang

8. belajar bawa motor

9. nambah temen n sahabat

10. berusaha untuk mencapai hal2 di atas :D
Kamis, 02 Desember 2010 | By: Victory

TEORI OTAK KIRI DAN OTAK KANAN

Sejak Prof Roger Sperry, penerima Nobel tahun 1981 melalui penelitian panjangnya bertahun-tahun, mengungkapkan hasil temuannya tentang gelombang otak, maka paradigma baru muncul dan berkembang. Hipotesisnya telah dibuktikannya sendiri bahwa setiap aktivitas yang berbeda memunculkan gelombang otak yang berbeda pula. Temuan ini sungguh-sungguh mengubah cara pandang tentang potensi dan kreativitas otak manusia.


Hal yang mengejutkan, rata-rata otak membagi kegiatannya secara jelas ke dalam kegiatan "otak belahan kiri" (korteks kiri) dan kegiatan "otak belahan kanan" (korteks kanan). Saat korteks kanan sedang aktif, korteks kiri cenderung tenang atau istirahat, demikian sebaliknya.

Kegiatan yang paling mudah diamati tentang pergantian aktivitas otak adalah saat kita berjalan. Kaki kanan digerakkan oleh aktivitas otak belahan kiri, saat kaki kiri bergerak otak belahan kanan mengambil alih. Setiap otak memiliki keterampilan yang khas dalam urutan kerja yang sangat rapi.

Kondisi penuh harapan dari olahan dan kembangan penemuan ini adalah setiap orang memiliki banyak sekali keterampilan intelektual, berpikir, dan kreativitas, yang belum digunakan sepenuhnya. Mengacu pada beberapa definisi bakat terdahulu, jelas bahwa bakat-bakat yang dipenuhi oleh potensi intelektual, keterampilan dan kreativitas masih dapat terus digali dari diri kita.

Hal ini memberikan harapan besar dan makna sangat dalam, yakni kita tidak pernah menduga bahwa ternyata kita bukannya tidak berbakat menggambar atau tidak berbakat matematika. Yang terjadi adalah kita tidak memberi kesempatan pada kedua belahan otak untuk menggalidiri dan unjuk maksimal.

Orang cenderung bukannya menggali dan memaksimalkan fungsi perbedaan kegiatan otak belahan kanan dan kiri, namun justru membatasi. Diketahui bahwa otak belahan kiri melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan logika, analisis, kuantitatif, fakta, rencana, organisasi, detail/perinci, sekuensial.

Tugas otak belahan kanan berhubungan dengan sifat keseluruhan, intuitif, sintesis, integrasi, emosi, interpersonal, perasaan, kinestetik. Pembagian aktivitas ini melahirkan label bahwa senimanberotak kanan sedangkan ilmuwan adalah orang-orang otak kiri. Maka manusia pun seolah terbagi dikotomis, orang otak kiri dan orang otak kanan. Betulkah?
Jangan pernah menggolongkan Albert Einstein sebagai orang berotak kiri. Ia adalah manusia jenius yang berhasil menggali dan memaksimalkan fungsi kedua belahan otaknya, sehingga melahirkan teori relativitas yang luar biasa itu. Awalnya Einstein membiarkan otak belahan kanan melakukan aktivitas imajinasi tentang sebuah perjalanan di permukaan matahari. 

Singkat cerita, perpaduan daya imajinasi dan hal lain yang dilakukan belahan kanan, serta kemampuan matematika, berpikir sistematis dan hal lain yang dilaksanakan belahan kiri, membawa dirinya pada sebuah temuan spektakuler yang maha dahsyat. Bakat, tidak semata-mata hasil ciptaan yang mencuat secara seragam pada kesempatan berbeda, tidak pula yang hanya digambarkan oleh atribut profesi dan pekerjaan.

Bakat adalah penggalian terus- menerus dan pemanfaatan seluruh kapasitas otak secara bertanggung jawab untuk mewujudnyatakan berbagai hal yang tidak itu-itu saja, atau sesuatu yang sudah telanjur dicap sebagai bakat yang terbatas.
Artinya, tidak ada orang yang tidak berbakat untuk hal tertentu, karena kita semua memiliki otak belahan kiri dan kanan. Coba saja mulai latihan menulis dengan salah satu tangan yang tidak biasa digunakan secara dominan sehari-hari. Latihlah selama satu atau dua bulan terus-menerus.

Apa yang terjadi? Ternyata tangan kita yang satu itu berbakat menulis juga. Hanya saja tangan yang satu lagi sudah telanjur dominan dalam latihan bertahun-tahun sejak kita belajar menulis. Betul?

Terdapat dua bahagian / hemisfera otak iaitu otak kanan dan otak kiri. Kedua-dua hemisfera otak kanan dan kiri ini amat berpengaruh terhadap gaya pemikiran setiap manusia. Terdapat individu-individu yang pemikirannya lebih dipengaruhi oleh otak kanan dan terdapat juga individu-individu yang pemikirannya lebih dipengaruhi oleh otak kiri. Gaya pemikiran otak kanan adalah lebih bebas dan rawak, lebih menyeluruh (holistik), intuisi, subjektif, sintesis dan abstrak. 
Gaya pemikiran otak kiri pula lebih kepada logik, rasional, analitik, objektif, berturutan dan spesifik. Ilmu yang mudah dilihat banyak menggunakan otak kiri contohnya ialah ilmu matematik dan ilmu yang berkaitan dengan otak kanan ialah ilmu seni muzik, sastera dan lukisan. Walau bagaimanapun, terdapat juga ilmu-ilmu yang menggabungkan pemikiran otak kiri dan kanan seperti ilmu-ilmu sains fizik, kimia, astronomi dan falsa

Jika dilihat daripada sudut pendidikan, kebanyakan sistem pendidikan yang terdapat di dunia lebih menjurus kepada aliran pemikiran otak kiri. Para pelajar di seluruh dunia dilatih untuk membuat keputusan dan melakukan satu-satu tindakan berdasarkan logik, rasional dan yang mendapat pulangan materi semata-mata. Ciri-ciri pemikiran otak kiri lebih ketara apabila pelajar memasuki gerbang universiti. Jika dikategorikan dalam ilmu teknik berfikir, gaya berfikir menggunakan otak kiri ini bolehlah dikelaskan sebagai gaya pemikiran vertikal. Gaya berfikir seperti ini sangat-sangat memerlukan sebab-sebab rasional dan logik; segala keputusan mesti berdasarkan sebab dan akibat, pengalaman-pengalaman yang lalu dan mesti mempunyai rujukan; setiap idea mesti berasaskan logik dahulu kemudian baru boleh dilaksanakan.

Ringkasnya, segala idea dan imaginasi akan dikongkong oleh logik dan rasional. Para pelajar tidak akan bebas berfikir dan tidak mampu dan tidak berani melahirkan idea-idea baru apatah lagi idea-idea yang amat bertentangan dan dianggap pelik oleh individu-individu yang berfikiran konvensional. Fikiran konvensional adalah fikiran yang berasaskan pendapat-pendapat lama yang telah kukuh dan diterima ramai sebelum ini. Jika ada idea-idea baru yang dilahirkan pun hanyalah berbentuk inovatif atau ‘improvement’ daripada idea-idea sebelum ini, bukan berbentuk kreatif.

Boleh jadi pelajar, boleh cemerlang dalam akademik tetapi mungkin mereka tidak akan menghargai apa yang telah dipelajari. Sekiranya para pelajar dilatih lebih menggunakan otak kanan, mereka akan menjadi lebih kreatif dalam mengeluarkan idea. Idea-idea yang dilahirkan adalah lebih bebas, abstrak dan tidak terkongkong oleh fikiran-fikiran lama / konvensional. 

Berbeza daripada corak pemikiran otak kiri, dalam gaya pemikiran otak kanan, logik dan rasional akan menyokong imaginasi bukan imaginasi menyokong logik dan rasional. Di dalam ilmu teknik berfikir, gaya pemikiran otak kanan ini dikenali sebagai gaya pemikiran lateral. Jika gaya pemikiran ini diterapkan dengan lebih sistematik di sekolah-sekolah dan institusi-institusi pendidikan tinggi, maka kemajuan teknologi sudah pasti akan lebih terkehadapan daripada yang kita lihat hari ini.

Adalah tidak mustahil untuk melahirkan idea-idea yang tepat dengan menggunakan imaginasi tanpa melihat dengan lebih teliti tentang sesuatu perkara asalkan seseorang individu itu mempunyai asas yang cukup kukuh dalam sesuatu ilmu itu. Sebagai contoh, pada abad ke–12, terdapat seorang tokoh perubatan Islam yang amat terkenal di Mesir bernama Ibnu An-Nafis. 
Ibnu An-Nafis adalah amat terkenal sebagai orang yang pertama di dunia yang menemukan peredaran darah dalam tubuh manusia. Beliau telah menggambarkan dengan tepat bagaimana darah dalam tubuh beredar daripada jantung ke paru-paru dan seterusnya kepada seluruh sistem-sistem tubuh yang lain. Anehnya ialah beliau tidak pernah membedah satu pun mayat manusia seumur hidupnya. 

Jadi bagaimanakah beliau boleh menemukan idea ini ? Sudah tentulah beliau menggunakan imaginasinya setelah mempunyai pengetahuan yang kukuh dalam bidang perubatan. Beliau juga banyak membuat kritikan, ulasan dan pembetulan-pembetulan daripada ilmu-ilmu perubatan dari zaman Yunani seperti Galen dan juga tokoh-tokoh Islam lain seperti Al-Razi dan Ibnu Sina.
Kesimpulan, teknik pembelajaran secara menghafal tidak pratikal kerana lumrahnya apa yang dihafal itu akan luput daripada ingatan jika ia tidak diperlukan. Sebaliknya pembelajaran dengan menggunakan semua sistem deria iaitu mata, telinga, kulit, hidung dan lidah dapat merangsang daya berfikir (secara semula jadi).

Dalam hubungan ini CVT menerusi formula E.Q - E.Quotient iaitu larutan berasaskan air mengandungi hidrogen dan nitrogen memberikan tenaga dan khasiat kepada otak seperti susu ibu. E.Q - E.Quotient perlu disemburkan pada lidah akan memberi rangsangan kepada otak dengan lebih teratur yang secara tidak langsung menggalakkan individu itu menggunakan daya imaginasi serta visual mereka untuk belajar. E.Q - E.Quotient juga mengandungi magnesium, fosforus, potassium bagi dijadikan tenaga untuk merangsang sistem deria.

APLIKASI OTAK KANAN DAN OTAK KIRI DALAM BELAJAR

Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita yang diukur oleh IQ, IQ yang tinggi meramalkan suskse terhadap prestasi belajar. Namun IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin sukses di masyarakat (Segal, 1997:14). Pada permulaan tahun sembilan puluhan berbagai penelitian menunjukkan (Segal, 1997:5) bahwa diinspirasi oleh berbagai psikolog humanis seperti Maslow, Rollo May, Carl Rogers yang sangat memperhatikan segi-segi subyektif (perasaan) dalam perkembangan psikolog, eksplorasi tentang emosi telah menunjuk pada sumber-sumber emosi (Segal, 1997, Goleman, 1995).

Ternyata bahwa emosi selain mengandung persaan yang dihayati seseorang, juga mengandung kemampuan mengetahui (Menyadari) tentang perasaan yang dihayati dan kemampuan bertindak terhadap perasaan itu. Bahkan pada hakekatnya emosi itu adalah impuls untuk bertindak.

Goleman menyatakan bahwa selain rational mind, seorang memiliki an emotional main yang masing-masing diukur oleh IQ dan EQ dan bersumber masing-masing dari head dan heart. kedua kehidupan mental tersebut, meskipun berfungsi dengan cara-caranya sendiri, bekerja secara sinergis dan harmonis
Homo sapiens yang memiliki neocortex(otak depan) yang merupakan sumber rasio, yaitu otak depan, terdiri dari pusat-pusat yang memahami dan mendudukan apa yang diamati oleh alat dria kita. Dalam evolusi tentang pengtahuan kemampuan organisma, ternyata bahwa penanjakan kehidupan manusia dalam peradaban dan kebudayaan adalah kerja neocortex yang ternyata juga menjadi sumber kemampuan seseorang untuk perencanaan dan strategi jangka panjang dalam mempertahankan hidup (Goleman, 1995:11).

Perkembangan ini menjadi otak memiliki nuansa terhadap kehidupan emosional seseorang. Struktur lymbic (sumsum tulang belakang) menghidupkan perasaan tentang kesenangan dan keinginan seksual, yaitu emosi yang mewujudkan sexual passion. Namun keterkaitan sistem lymbic tersebut dengan neocortex menumbuhkan hubungan dasar ibu-anak, yang menjadi landasan untuk unit keluarga dan commitment jangka panjang untuk membesarkan anak (spesi yang tidak dimiliki organisma ini seperti binatang melata, tidak memiliki kasih sayang) dan sering membunuh dan /atau menghancurkan anaknya sendiri. Masa anak dan masa belajar panjang (long childhood) bersumber dari saling keterhubungan neuron-neuron dalam 'pabrik' otak ini. Amygdala adalah neuron yang mewujudkan struktur keterhubungan di atas brainstem dekat dasar dari limbic ring(cincin sumsum tulang belakang antara emosi dan rasio). Amygdala adalah tempat penyimpanan memori emosi.

Joseph Le Doux, neoroscientist dari Center for Neural Scince New York University menemukan peran penting amygdala dalam otak emosional. Amygdala menerima input langsung melalui alat dria dan memberikan signal kepada neocortex, namun juga dapat memberikan respons sebelum tercatat di neocortex. Jadi ada kemungkinan respons manusia sebelum ia berfikir.

Dalam perkembangan pendidikan terbaru saat ini, musik klasik (dengan ketukan tertentu yang selaras dengan detak jantung manusia—jadi tidak semua jenis musik klasik) menjadi sarana penting dalam belajar di ruang-ruang kelas. Buku-buku pendidikan dengan penjualan best seller international, seperti Quantum Learning, Quantum Teaching dan The learning Revolution, semuanya mempromosikan musik klasik untuk digunakan sebagai program belajar. Sebagai dampak dari ide yang kompak dan serempak ini, beberapa lembaga pendidikan saat ini sedang berlomba-lomba membunyikan musik klasik sebagai pengiring kegiatan belajar mengajar di kelas. Fenomena ini bisa kita sebut sebagai “efek promosi Quantum Learning”. Efek promosi Quantum Learning ini juga merembet ke lembaga-lembaga pendidikan luar sekolah. Banyak lembaga-lembaga kursus dan pelatihan di kota-kota besar Indonesia saat ini yang memperdagangkan program-program learning skill berbasis Quantum Learning.

Lalu mengapa musik klasik? Atau bahkan mengapa musik digunakan dalam program belajar? Alasannya karena musik merupakan salah satu “makanan” penting dari otak kanan. Selama ini program belajar hanya memfungsikan otak kiri semata yang melulu bersifat linear, logis dan matematis. Penggunaan otak yang tidak seimbang ini kemudian cepat menimbulkan kelelahan dan kejenuhan bagi orang yang belajar. Otak kanan yang tidak punya kerjaan tadi kemudian berfungsi sebagai pengganggu saudaranya, otak kiri yang sedang pusing dengan rumus-rumus dan hafalan. Di sinilah fungsi musik klasik (begitu pula warna-warni dan gambar) dalam belajar. Ia memberi sebuah aktifitas bagi otak kanan sehingga ia tidak lagi mengganggu otak kiri di saat belajar.

Apa yang dibahas di atas merupakan efek pendukung belajar dari musik klasik. Musik klasik juga punya efek memperkaya fikiran. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa musik klasik yang diperdengarkan secara terpola pada janin di dalam kandungan bisa meningkatkan kecerdasan janin-janin ini kelak ketika lahir. Dalam buku Cara Baru Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan oleh Van de Carr dan Lehrer, diceritakan tentang seorang konduktor simfoni terkenal, Boris Brott, yang suatu hari merasa akrab dengan irama selo yang belum pernah ia dengar sebelumnya. Ketika ia menceritakan hal itu pada ibunya yang merupakan seorang pemain selo profesional, ibunya menjadi heran. Ternyata musik selo tersebut sering ia mainkan ketika Brott masih di dalam kandungannya.


cr. by:http://okeeducation.blogspot.com/2008/10/teori-otak-kiri-dan-otak-kanan.html
Selasa, 30 November 2010 | By: Victory

Pelatihan Pengaktifan Otak Tengah: Penipuan-kah?

Aktivasi otak tengah merupakan bentuk pelatihan yang konon mengaktifkan 'fungsi otak tengah' sehingga otak kanan dan kiri bisa seimbang. Sebagai bonus dan indikator telah aktifnya otak tengah mereka mengklaim bisa melakukan Blindreading (Membaca dengan mata tertutup). Meskipun disebut sebagai bonus, anehnya ini menjadi gembar gembor utama dan semua foto, dokumentasi, dan video mereka hanya menyajikan orang orang yang tampak sedang melakukan berbagai aktivitas dengan mata tertutup.







TERNYATA Pelatihan ini sangat 'mirip' dengan Metode Pelatihan Bronnikov (Bronnikov method)yang sudah berkembang di Rusia sekitar 5 tahun lalu gan. Kenyataannya Bronnikov terbukti merupakan PENIPUAN berkedok SCIENCE (Pseudo science).

James Randy adalah mantan pesulap ternama yang akhirnya mendedikasikan dirinya untuk ilmu pengetahuan. Dia membongkar beberapa praktek penipuan spiritual, psikokinetik, dll. Ulasannya tentang Bronnikov method dapat dilihat disini:
PENJELASAN RANDI
http://www.randi.org/jr/022202.html

cr. by:kaskus.us

Photography Tips: Capture in Rain

here are a few tips to take pictures while raining:

Carry a raincoat for your camera.
There are about a million rain covers for camera gear on the market. The real problem is having it with you when it starts to rain. Anything that will protect your camera completely against every storm, up to and including a hurricane, may well be too bulky to carry every day. My advice: Carry camera rain gear in your bag that won’t take up too much space and will get you by in a pinch. My current favorite is the Storm Jacket from Vortex Media (www.warmcards.com/SJ1.html). It has an adjustable elastic band up front to cinch around the front of the lens and another at the back to give your hand room to reach inside to run the camera. Simple but effective in many wet situations.

Carry a gallon-size plastic bag.
In a pinch, it will do a passable job of keeping a camera dry. Punch a hole in one end to poke the lens through and stick your hand in the other end.

Look for porches and awnings.
Park under a dry spot and wait for the pictures to come to you. Have a glass of wine, read a book, discuss Proust ad infinitum. Just be patient.

Shoot from inside a car.
This is often the best course of action, and sometimes it's the only practical answer. You can often roll down the window and stay pretty dry, especially if the wind is at your back (coming from the other side of the car). This was the case when I photographed a freight train of a thunderstorm out in the Flint Hills of Kansas for National Geographic magazine. I outraced the storm to a great vantage point and turned the car sideways so I could look down a winding pasture road. The rain beat mercilessly behind me as the funnel clouds dipped and soared, but I kept dry and kept shooting. (Don’t try this at home.)

Buy an umbrella.
I always carry a small folding umbrella in my camera bag. It’s five inches long (13 centimeters) folded—just big enough to keep my camera out of the worst wetness. If you are in a city when it starts to rain, look around for an umbrella vendor. I found one in Venice and bought two, each a different color. (Why? There’s a tip about this coming up.) It would be nice if you had a trusty assistant (or patient spouse) to carry the umbrella, but I find I can do a lot of work just holding the shaft of the umbrella in my left hand, which also grips the camera. A little awkward, yes, but it has the advantage of keeping the umbrella right over the camera. (Do I need to add here that this advice does not apply in thunderstorms? Umbrellas are remarkably akin to lightning rods in physical construction and work pretty much the same. Remember: If you can hear thunder you are within striking distance of lightning.)

Include the umbrella in your picture.
Actually, your own umbrella can be a very nice compositional framing device. Bring it down into the top of the picture when you are shooting with a wide angle and it nicely fills the upper part of the frame, providing a nice visual cue that it is, in fact, raining. If the streets are full of people under umbrellas, yours fits in with the crowd. But it can do one more important thing. While we think of rain clouds being dark and foreboding, they are, in fact, often the light source for a rainy scene. Hence, the clouds are bright and the scene below is dark. Use the umbrella to cover up the too-bright clouds and your scene can suddenly look much better exposed. (Those two umbrellas I bought in Venice? It was because I wasn’t sure which color would look best in my pictures.)

Watch for reflections.
Unless you are in a downpour, it is difficult to actually see the rain itself. So you have to leave visual clues that it is raining. Look for ways that the rain transforms banal scenes into rich, reflected murals. This is what made the streets of Venice so glittering at night during our workshop. It also is the reason I chased that pigeon all over that piazza, silhouetting it against the reflected storefronts.

Backlight the rain.
Rain becomes more visible when it is backlit. The light coming through the raindrops is concentrated and slightly brighter than the rest of the scene. So find some light sources and shoot toward it. This could be a streetlight at night, or it could be the sun breaking though the clouds. Whatever the case, the rules are the same. One, the more directly you shoot into the light, the better you can see the raindrops. Two, shoot too directly and the light source will overpower your exposure. So always seek that magic angle in between. By the way, that umbrella you’ve been carrying can serve as a serviceable lens shade.

Pop just a little flash.
Huh? No, really, I mean it. Your flash will light up the raindrops, usually a bad thing because it will pump out way too much light as it tries to light up your subject. You don’t want that. But turn it way down (like -3.0 stops) and it will add just a little pop to the raindrops. This technique is tricky; you’ll have to experiment. Maybe it won’t work at all, but if it does, it can be quite magical. (Also works on snowflakes sometimes.)
Be on the lookout for joy or misery. Rain transforms people. We react to rain with a gamut of emotions, from the sullen dread of rain-drenched commuters to the wondrous joy of children. Capture those emotions and you’ll have a great rain picture.

males translate.

cr.:national geography
Jumat, 19 November 2010 | By: Victory

Curhat part 1



stupid posting of this month:


10 things i want to do the most before i die:

1. tell my mom and dad: "i'm sorry that i haven't make you happy"


2. tell all of my friends that i love them so much


3. confess to my ex-future lover that i still love her


4. sedekah


5. apologizing for my mistakes in the past


6. make this note


7. listening to my favorite music


8. hang out with my bestfriends


9. shalat


10. sleep


how about you?


what is the top 10 things to do when you know that you will die?
Selasa, 16 November 2010 | By: Victory

My Photographs part 1 (scenery)


Actually, Rani took this picture but i did the effect.
intinya saya juga terlibat dalam pembuatan (?) foto ini (toh, kamera punya saya)

Ini baru foto yang saya ambil sendiri (dan efek ala saya sendiri)
mw bukti?
tuh liat watemarknya ada nama Fikryadi Amrullah

Posted by Picasa

Workshop Bengkel Media (baca: The Coolest Workshop I Ever Attend)




Above pictures, took when Photograph session.
Uploading :D


Rani and Yeyen :D



Last point is so funny. they can repair Soul?








Posted by Picasa
Selasa, 09 November 2010 | By: Victory

Mind Map: The Easiest Way To Explore Your Deepest Mind


Pemetaan Pikiran (bahasa Inggris Mind Mapping) adalah yaitu suatu metode untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan otak kirinya secara simultan. Metode ini diperkenalkan oleh Tony Buzan pada tahun 1974, seorang ahli pengembangan potensi manusia dari Inggris.

Upaya Tony Buzan sebenarnya muncul dari pengamatannya dalam bidang perkembangan teknologi komputer pada tahun 1971. Tony Buzan berpikir, “kenapa komputer perlu manual pemakaian ribuan lembar untuk dapat beroperasi?” tetapi “Kenapa manusia sebagai makhluk berpikir bisa jauh lebih hebat. Tanpa manual manusia bisa melakukan rekayasa dan tindakan yang dahsyat, misalnya mengubah dunia?”. Perbedaan kemampuan antara komputer dan manusia itu Tony Buzan kemudian mengeksplorasi daya pikir manusia dengan merekayasa model pengembangan potensi manusia yang disebutnya Pemetaan Pikiran.

Pemetaan Pikiran saat ini sudah dikenal luas di berbagai bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM). Penerapannya mencakupmanajemen organisasipenulisanpembelajaranpengembangan diri, dll. Namun, yang paling potensial adalah dalam bidang pengembangan diri.

Prinsip Dasar

Pemetaan pikiran menggunakan teknik curah gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas, simbolgambar, dan melukiskannya secara kesatuan di sekitar Tema Utama seperti pohon dengan akar , ranting, dan daun-daunnya. Tahap pertama setelah tema ditentukan dan kata kunci hasil curah gagasan dituliskan, dilukis, dan ditandai dengan warna atau simbol tertentu adalah menyusun ulang kata kunci tersebut. Kemudian proses curah gagasan diteruskan kembali secara bebas. Kata kunci yang digunakan disarankan hanya satu kata tunggal.
Tony Buzan mengusulkan menggunakan struktur dasar Pemetaan Pikiran sebagai berikut :
  • Mulai dari tengah dengan gambar Tema, gunakan minimal 3 warna.
  • Gunakan gambar, simbol, kode, dan dimensi diseluruh Peta Pikiran yang dibuat.
  • Pilih kata kunci dan tulis dengan huruf besar atau kecil .
  • Tiap kata/gambar harus sendiri dan mempunyai garis sendiri.
  • Garis-garis itu saling dikaitkan, mulai dari tengah yaitu gambar Tema Utama. Garis bagian tengah tebal, organis, dan mengalir dari pusat keluar, menjulur seperti akar, atau pancaran cahaya.
  • Buat garis sama panjangnya dengan gambar/kata.
  • Gunakan warna – kode rahasia sendiri di peta pikiran yang dibuat.
  • Kembangkan gaya penuturan, penekanan tertentu, dan penampilan khas di Peta Pikiran yang dibuat. Jadi peta pikiran setiap orang tidak harus sama, meskipun tema yang dibahas sama.
  • Gunakan kaidah asosiasi di peta pikiran yang dibuat.
  • Biarkan peta pikiran itu jelas, menggunakan hirarki yang runtun, urutan yang jelas dengan jangkauan sampai ke cabang-cabang paling ujung.
Dengan cara yang lebih bebas, warna-warni, dan gambar, pemetaan pikiran menjadi berbeda dengan metode curah gagasan yang sudah dikenal luas. Hasilnya bisa mencengangkan karena dapat menemukan solusi inovatif untuk suatu Tema Utama yang menjadi fokus perhatian. Selain itu, pemetaan pikiran juga dapat mengidentifikasi masalah di bagian sub-tema yang disusun oleh kata kunci hasil curah gagasan.
contohnya:
itu contoh yang paling sederhana (koleksi author XD)
kalo yang paling rumit yaaa, kayak gini:

cr. by:wikipedia, google image, koleksi author